Penyakit AIDS
Kali ini kami akan membahas mengenai pengertian penyakit AIDS, penyebab penyakit AIDS, Pola atau cara penularan penyakit AIDS serta penanganan dan pengobatan yang diberikan kepada penderita penyakit HIV+ atau AIDS.
HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil (diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut; dilihat dengan mikroskop Elektron.
AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit AIDS yaitu suatu penyakit yang ditimbulkan sebagai dampak berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, dimana virus ini menyerang sel darah putih sehingga dapat mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel darah putih dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Seperti yang kita ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV , biasanya tidak langsung menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebar di dalam tubuh dan menyebabkan AIDS atau HIV positif yang mematikan.
Cara Penularan virus HIV AIDS
1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen misalnya ; seorang Pria berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita HIV+, Pria meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).
Penularan virus HIV/AIDS melalui anak" dapat terjadi melalui 3 cara :
1. Ketika anak masih dalam kandungan
2. Pada saat proses persalinan berlangsung
3. Melalui ASI
Infeksi sebelum , selama dan sesudah lahir biasanya tidak langsung menampakkan gejala . Pada 10-20% kasus ,gejala baru timbul saat anak berumur 1-2 tahun ,sedangkan pada 80-90% kasus , gejalanya baru timbul beberapa tahun kemudian. Sekitar 50% anak didiagnosa terjangkit virus HIV saat mereka sudah berumur 3 tahun atau lebih.
Tanda dan Gejala Penyakit AIDS.
Orang yang terkena virus HIV pada awalnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, dan juga berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Biasanya penderita hanya akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebalan tubuhnya menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang.Biasanya penderita AIDS juga memiliki gejala infeksi sistemik; seperti demam,berkeringat (terutama pada malam hari), pembengkakan kelenjar, kedinginan, merasa lemah, serta penurunan berat badan. Satu cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Biasanya gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan.
Pneumonia pneumocystis jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV.
Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumocystis Jirovecii. Sebelum adanya diagnosis, perawatan.Penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian. Di negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites, walaupun umumnya indikasi tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 (sel darah putih yand diserang AIDS) kurang dari 200 per µL.
Gejala-gejala dapat dialami penderita biasanya adalah nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seperti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia)
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat melalui rute pernapasan. Tuberkulosis dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan.
Pada stadium awal infeksi HIV , TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (Tuberkulosis Ekstrapulmoner). Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik dan tidak terbatasi pada satu tempat. TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati dan kelenjar getah bening dan sistem syaraf pusat.
2. Saluran Pencernaan.
Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, Esofagitis serta mengalami diare yang kronik.
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur atau virus. Ia pun dapat disebabkan oleh mikrobacteria, meskipun kasusnya langka.
Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Eschericia Coli ,dll), dan virus.Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama (primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat juga merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare.Pada stadium akhir infeksi HIV, diare diperkirakan merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran pencernaan menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang berhubungan dengan HIV.
3. Berat badan tubuh.
Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada sistem protein dan energi didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi (kekurangan gizi) termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan diare kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. Sistem Persyarafan.
Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang mengakibatkan seseorang mengalami kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada sistem persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit).
Penderita mengalami serangan virus cacar air (herpes simplex) atau cacar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema (dermatitis) atau Psoriasis (sejenis penyakit kulit yang penderita nya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat).
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita.
Penderita seringkali mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga (tulang) dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
Gejala awal yang bisa ditemukan pada anak yang terkena virus HIV :
1. Pertumbuhan yang jelek , penurunan berat badan , demam yang berlangsung lama atau berulang, diare yang menetap atau berulang .
2. Infeksi jamur yang menetap / berulang di mulut atau daerah yang tertutup popok .
3. Infeksi bakteri berulang (misalnya infeksi telinga tengah )
4. Keterlambatan atau kemunduran perkembangan sistem saraf pada anak .
Penanganan dan Pengobatan Penyakit AIDS
Di berbagai negara telah terus melakukan researchnya dalam mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh, meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang diketahui terserang virus HIV dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Agar kita tehindar dari penyakit AIDS sebaiknya kita menghindari seks bebas dan pemakaian narkoba sebab 2 hal itu merupakan persentase terbesar dalam penularan AIDS
Meski pemakaian kondom dapat memperkecil kemungkinan penularan AIDS , tetapi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak terduga seperti kondom yang bocor dsb. dapat mengancam hidup anda . Juga ada baiknya anda tidak mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang” sekitar mereka agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban pikiran .